Kamis, 03 September 2009

Entah

Entah, sampai kapan cinta ini kan melanda diri
Entah, sampai kapan panah ini terus menancap hati
Diriku sungguh tak berdaya bila harus berperang melawan cinta
Melawan kabut cinta yang memenuhi tubuh
Kabut pekat yang menjadikan mata dan hati dibutakan olehnya
Tapi, hatiku memang tak ingin melawannya
Sosok diri yang begitu terkenal di hati
Melekat erat di khayalku, hatiku, ragaku, jiwaku
Sesosok cinta yang sempurna seperti surga
Bersinar menghangatkan hati
Menyejukkan tubuhku dari panasnya gejolak kehampaan jiwa
Dia, dialah bagaikan peri cinta
Yang turun ke padang cintaku
Sayapnya yang megah gagah, elok dan bersinar
Terkibas berat mempesona setiap hati
Mengalirkan bau harumnya cinta suci
Yang menebarkan serbuk-serbuk kasih pada surga diri

Komputer Hati

Ingin rasanya ku “delete” masa lalu

Yang pahit menyesakkan jiwa

Ku “enter” ke baris kehidupan baru

“New” ke halaman depan penuh cahaya

Kan ku “copy” cahaya baik dari sana

Dan ku “paste” dalam mesin pikiranku

Dan ku “print” menjadikan cetakan indah di hatiku

Berharap dibukanya kunci pintu

Menuju kebahagiaan yang dahsyat tak terhingga

Kan ku “exit” duri hitam perusak pikiranku

Ku “close” jendela hati penebar kesengsaraan

Tak mau ku “undo” lagi lembar hidup yang kelam

Namun kan ku “redo” kertas indah berwarna

Dan ku “refresh” komputer pikiranku

Dari virus-virus yang kan membunuh hati nuraniku