Jumat, 09 Oktober 2009

Cinta yang Mati

Hening dunia di jiwaku
Hanya terasa desiran darah yang berlari
Dentuman detak jantung hidup yang berirama sendu
Hanya itu, hanya itu yang ada
Tiada pengisi jiwa yang ramai melukis indah di hati
Tiada lagi syair merdu yang mampu menerbangkan sayap cinta
Segala indah terbakar begitu saja oleh panas neraka asmara
Hangus pun menyertai kepergian cinta
Hanyalah abu yang menjadi nostalgia pahit dalam sejarah cinta
Dan kini, hanyalah sunyi yang menghuni hati sakit ini
Tak ada obat tuk hempaskan rasa sunyi yang menggerogoti jiwa
Hanyalah ada sepi dan resah yang mampu jatuhkan air mata
pada hati dan jiwa yang malang ini

Petualang Kecil

Penutup tubuh yang ternodai oleh coklatnya debu
Kulit coklat yang terpanggang mentari
Kusam dan terlihat berat terlindas roda dunia yang kuat menghantam
Tangan kecil hitam menari-nari melahirkan gemerincing irama
Mulut negronya membentuk sebuah bait penuh nada
Mata tanpa dosa itu bersinar ketika tangan menyentuh logam bundar itu
Alangkah kecilnya mereka
Tuk menghadapi lindasan roda yang merampas masa kecilnya
Alangkah sabarnya mereka
Tuk menanti lowongan mendapat celah rizki, dari balik kaca mewah itu
Alangkah polosnya mereka
Menengadahkan kedua tangan memelas, meminta turunnya sebuah logam
Mereka berlari semangat memutar roda tanpa tahu makna hidup itu
Mereka hanya tahu untuk melangkah gesit setiap kaca mewah itu
mengeluarkan logam penghidupan
Hatinya terisi penuh oleh harapan, jiwanya polos putih
Tak dapat melawan kerasnya air kehidupan
Yang menerjang menenggelamkan segala sinar harapannya

Kamis, 03 September 2009

Entah

Entah, sampai kapan cinta ini kan melanda diri
Entah, sampai kapan panah ini terus menancap hati
Diriku sungguh tak berdaya bila harus berperang melawan cinta
Melawan kabut cinta yang memenuhi tubuh
Kabut pekat yang menjadikan mata dan hati dibutakan olehnya
Tapi, hatiku memang tak ingin melawannya
Sosok diri yang begitu terkenal di hati
Melekat erat di khayalku, hatiku, ragaku, jiwaku
Sesosok cinta yang sempurna seperti surga
Bersinar menghangatkan hati
Menyejukkan tubuhku dari panasnya gejolak kehampaan jiwa
Dia, dialah bagaikan peri cinta
Yang turun ke padang cintaku
Sayapnya yang megah gagah, elok dan bersinar
Terkibas berat mempesona setiap hati
Mengalirkan bau harumnya cinta suci
Yang menebarkan serbuk-serbuk kasih pada surga diri

Komputer Hati

Ingin rasanya ku “delete” masa lalu

Yang pahit menyesakkan jiwa

Ku “enter” ke baris kehidupan baru

“New” ke halaman depan penuh cahaya

Kan ku “copy” cahaya baik dari sana

Dan ku “paste” dalam mesin pikiranku

Dan ku “print” menjadikan cetakan indah di hatiku

Berharap dibukanya kunci pintu

Menuju kebahagiaan yang dahsyat tak terhingga

Kan ku “exit” duri hitam perusak pikiranku

Ku “close” jendela hati penebar kesengsaraan

Tak mau ku “undo” lagi lembar hidup yang kelam

Namun kan ku “redo” kertas indah berwarna

Dan ku “refresh” komputer pikiranku

Dari virus-virus yang kan membunuh hati nuraniku